17 November 2006

STARNET Profil


Semakin maju suatu Negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang menganggur, maka semakin diarasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih mantap jika ditunjang oleh wirausahawan karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasannya akan lebih sulit.
Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bias dikatakan hebat, sehingga persoalan pembangunan wirausaha Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan.
Kesuksesan pembangunan khususnya di bidang ekonomi di Indonesia harus dilaksanakan secara menyeluruh di seluruh Indonesia. Propinsi, Kabupaten / Kotamadya, Kecamatan, bahkan pedesaan harus benar-benar melakukan kegiatan yang menuju kesuksesan pembangunan melalui wirausaha. Dengan adanya kebijakan otonomi daerah, diharapkan tiap-tiap daerah menerapkan wirausaha sebagai kegiatan ekonominya, yang pada akhirnya mampu mempercepat kesuksesan pembangunan wirausaha Indonesia.
Di Kabupaten Kudus, pada tahun 2002 yang lalu, tercatat ada 13.027 unit usaha kecil menengah yang melakukan kegiatan wirausaha dengan tenaga kerja sebanyak 47.348 orang. Pada tahun 2003, terjadi kenaikan jumlah usaha kecil menengah di kota ini menjadi 13.085 unit usaha kecil yang melakukan kegiatan wirausaha, sedangkan untuk pemakaian tenaga kerja juga naik menjadi 47.817 orang.

Dari angka-angka tersebut semakin membuktikan kepada khalayak umum, bahwa kegiatan wirausaha mampu menjadi tulang punggu perekonomian Indonesia selama ini dan juga beberapa tahun mendatang.
Namun, di tengah rasa bangga tersebut ternyata di sisi lain persoalan klasik yang selalu dihadapi masyarakat dalam berwirausaha yang tidak kunjung teratasi dengan baik. Sepanjang perjalanan perkembangan berwirausaha tercatat beberapa hal klasik yang dihadapi, antara lain :
• Pandangan negative, yang menganggap bahwa orang yang berwirausaha adalan orang yang bersifat agresif, ekspansif, bersaing, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan tidak stabil, kurrang terhormat, pekerjaan rendah, dan lain-lain.
• Kesulitan untuk mencari modal.
• Pengadaan bahan baku dan bahan mentah.
• Pengelolaan produksi.
• Teknik manajemen usaha.
• Pemasaran produk atau jasa.

Beberapa hal diatas mempengaruhi kelangsungan hidup para wirausahawan. Terutama dalam hal daya saing dengan produk atau jasa asing yang kini mulai merambah ke pasar local. Sehingga praktis pasar local yang seharusnya menjadi lahan subur bagi pengusaha pribumi justru berbalik menjadi arena pertarungan pengusaha pribumi dan pengusaha asing.
Bila hanya mengandalkan kebijakan-kebijakan positif yang dibuat Pmerintah Derah (Pemda) Kabupaten Kudus belumlah cukup. Tentunya masih harus ditambah lagi dengan sikap professional dan berpikir maju. Para wirausahawan sebagai pemimpin usaha kecil menengah, ti dak mudah memang menerapkan semua hal di atas dalam dunia bisni yang saat ini sudah masuk dalam era globalisasi yang memperbolehkan berkompetisi dengan cara apapun untuk mendapatkan laba sebanyak-banyaknya.
Perlu adanya suatu analisa tentang hal-hal yang penting untuk melakukan sebuah usaha. Dengan demikian seorang wirausahawan akan tangguh dalam menghadapi kompetisi yang serba memasuki era globalisasi. Sebagai acuan untuk memecahkan analisa-analisa tersebut maka dalam makalah ini akan dibahas teantang hasil analisa terhadap salah seorang wirausahawan di Kabupaten Kudus tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berwirausaha. Wirausahawan tersebut adalah Bapak Rianto, beliau membuka usaha jasa “warung internet”(warnet) bernama “STARNET Internet CafĂ© dan Game Online”, yang terletak di Jalan HM. Subchan 708 Purwosari Kudus.
Dengan begitu kita dapat mengetahui informasi seputar usaha ini. Dan menjadikannya sebuah referensi penting untuk penulis dan pembaca.